Kelangsungan Hidup Organisme
Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidunya. Usaha makhluk hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dipengaruhi oleh 3 proses yaitu : adaptasi, seleksi alam, dan tingkat perkembangbiakan.
I. Adaptasi
II. Seleksi Alam
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya agar dapat bertahan hidup dan mampu berkembang biak untuk melestarikan keaneka ragaman jenisnya.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan struktur tubuh luar dan dalam, sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal suatu organisme. Perubahan struktur tubuh organisme ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis organisme sehingga dapat diwariskan kepada keturunannya. Oleh karena itu habitat organisme sangat beraneka ragam maka bentuk - bentuk adaptasi dibedakan menjadi 3 macam :
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan struktur tubuh luar dan dalam, sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat tinggal suatu organisme. Perubahan struktur tubuh organisme ini bersifat tetap dan khas untuk setiap jenis organisme sehingga dapat diwariskan kepada keturunannya. Oleh karena itu habitat organisme sangat beraneka ragam maka bentuk - bentuk adaptasi dibedakan menjadi 3 macam :
A. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung dalam waktu lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi morfologi mudah diamati. Adaptasi ini terjadi karena adanya perbedaan jenis makanan dan habitat.
1. Paruh burung
Bentuk paruh burung mengalami penyesuaian dengan makanan yang dimakannya.
Gambar di atas adalah gambar burung elang dan burung pipit. Bila kita teliti paruh keduanya berbeda. Mengapa? Karena mereka menyesuaikan paruhnya berdasarkan makanannya. Burung elang mempunyai paruh yang kuat dan menukik tajam untuk mencabik daging, sedangkan burung pipit mempunyai paruh kecil yang berguna untuk memakan biji.
Gambar di atas adalah gambar burung elang dan burung pipit. Bila kita teliti paruh keduanya berbeda. Mengapa? Karena mereka menyesuaikan paruhnya berdasarkan makanannya. Burung elang mempunyai paruh yang kuat dan menukik tajam untuk mencabik daging, sedangkan burung pipit mempunyai paruh kecil yang berguna untuk memakan biji.
2. Kaki burung
Kaki burung dan unggas juga mengalami penyesuaian berdasarkan tempat dan cara hidupnya.
Adaptasi morfologi – Kodok gurun
Kodok gurun di Amerika Utara mempunyai kaki bertanduk untuk menggali lubang.
Adaptasi morfologi – Kodok gurun
Kodok gurun di Amerika Utara mempunyai kaki bertanduk untuk menggali lubang.
3. Mulut Serangga
4. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gig taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
5. Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yang dapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
6. Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
7. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang, berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
8. Bentuk tubuh
#Adaptasi morfologi – Bentuk tubuh organisme air
Selain organisme di darat, organisme di air pun beradaptasi. Pada gambar di atas adalah gambar Hiu yang apabila kita teliti bentuk tubuhnya menyerupai bentuk torpedo (Streamline). Hal ini dimaksud untuk memudahkannya bergerak di air. Dalam dunia kemiliteran pun pada pembuatan torpedo ataupun roket terinspirasi dari ikan Hiu ataupun Paus.
Selain organisme di darat, organisme di air pun beradaptasi. Pada gambar di atas adalah gambar Hiu yang apabila kita teliti bentuk tubuhnya menyerupai bentuk torpedo (Streamline). Hal ini dimaksud untuk memudahkannya bergerak di air. Dalam dunia kemiliteran pun pada pembuatan torpedo ataupun roket terinspirasi dari ikan Hiu ataupun Paus.
9. Telinga
#Adaptasi morfologi – Kelinci gurun
Kelinci gurun mempunyai telinga yang besar yang berfungsi mendinginkan tubuh.
Kelinci gurun mempunyai telinga yang besar yang berfungsi mendinginkan tubuh.
10. Sirip Ikan
#Adaptasi morfologi – Organisme air (Ikan)
Hewan air dilengkapi dengan alat tubuh untuk bergerak dalam air, misalnya sirip pada ikan.
Hewan air dilengkapi dengan alat tubuh untuk bergerak dalam air, misalnya sirip pada ikan.
11.Punuk unta
#Adaptasi morfologi – Unta
Unta mempunyai semacam punuk di punggungnya yang berguna sebagai cadangan air, sehingga ia bisa berjalan ber mil-mil di gurun pasir tanpa minum.
12.Modifikasi daun
#Adaptasi morfologi pada Tumbuhan
Pada gambar di atas adalah tumbuhan Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan firi dengan lingkungannya yang kering, contohnya kaktus.cara adaptasi Xeroflt . antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri).batang dilapisi lapisan lilin yang tebal , dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
Pada gambar di atas adalah tumbuhan Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan firi dengan lingkungannya yang kering, contohnya kaktus.cara adaptasi Xeroflt . antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri).batang dilapisi lapisan lilin yang tebal , dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
13.Tumbuhan air
#Adaptasi morfologi pada Tumbuhan
Gambar di atas adalah tumbuhan Teratai. Teratai termasuk ke dalam jenis tumbuhan Hidrofit yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair contoh teratai cara adaptasi hidroit antara lain berdaunlebar dan tipis serta mempunyai banyak stomata.
Gambar di atas adalah tumbuhan Teratai. Teratai termasuk ke dalam jenis tumbuhan Hidrofit yaitu tumbuhan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan berair contoh teratai cara adaptasi hidroit antara lain berdaunlebar dan tipis serta mempunyai banyak stomata.
B. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan bentuk adaptasi fisiologi / kerja tubuh terhadap perubahan lingkungannya. Diantaranya sebagai berikut:
1. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan caramenyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
2. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuhd atang, tintadisemprotkankedalam air sekitarnyasehinggamusuhtidakdapatmelihatkedudukancumi-cumidangurita.
3. Manusia
Tubuh manusia membentuk sel darah merah lebih banyak jika tinggal di dataran tinggi.
4. Kaktus
Kaktus menyimpas cadangan air di batangnya.
5. Kalajengking
6. Rayap
C. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebaga iberikut :
1. Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan inisering berbaring tidakberdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
2. Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasiuntuk mencari tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut.
8. Hibernasi
Adaptasi tingkah laku – Hibernasi
Beruang kutub melakukan istirahat panjang sebagai adaptasi terhadap musim dingin bersalju dan berkurangnya makanan.
Beruang kutub melakukan istirahat panjang sebagai adaptasi terhadap musim dingin bersalju dan berkurangnya makanan.
9. Kerbau
Adaptasi tingkahlaku – Kerbau
Untuk mendinginkan tubuhnya dari panasnya matahari, kerbau secara bergerombol mandi di kolam ataupun di sungai.
Untuk mendinginkan tubuhnya dari panasnya matahari, kerbau secara bergerombol mandi di kolam ataupun di sungai.
10.Bunga pukul empat
Adaptasi tingkah laku – Perubahan suhu
Tumbuhan yang gerakannya dipicu oleh perubahan suhu disebut termonasti.Perubahan suhu yang dipicu oleh perubahan intesitas cahaya, sehingga bisa disebut juga fotonasti, misalnya bunga pukul empat.Ketika siang hari, bunga tampak layu, namun pagi dan sore hari bunganya mekar.
Tumbuhan yang gerakannya dipicu oleh perubahan suhu disebut termonasti.Perubahan suhu yang dipicu oleh perubahan intesitas cahaya, sehingga bisa disebut juga fotonasti, misalnya bunga pukul empat.Ketika siang hari, bunga tampak layu, namun pagi dan sore hari bunganya mekar.
11. Putri malu
Adaptasi tingkah laku – Peka terhadap sentuhan
Adaptasi tingkah laku yang disebabkan oleh faktor sentuhan disebut seismonasti / tigmonasti, misalnya adalahPutri Malu. Putri Malu sangat sensintif terhadap sentuhan. Sentuhan sedikit saja akan membuat daunnya mengatup, sehingga tampak seperti layu dan tidak enak dimakan. Sebenarnya itu adalah cara putri malu mengelabui mangsanya, yaitu hewan-hewan herbivora.
12. Lamtoro
Adaptasi tingkah laku - Niktinasti
Gerakan tumbuhan yang dipicu oleh keadaan gelap disebut niktinasti.Contohnya bisa kita temukan pada tumbuhan polong-polongan, seperti lamtoro. Dalam kondisi gelap, seperti saat malam hari, tekanan turgor pada tangkai daun akan menurun, sehingga daun menjadi layu.
13. Pengguguran daun
Adaptasi tingkah laku – Tumbuhan terhadap Suhu yang panas
Pada saat musim kemarau Pohon Jati dan Pohon Randu menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan.Tumbuhan yang melakukan adaptasi ini disebut tumbuhan Meranggas.
14. Mimikri
Adaptasi tingkah laku – Mimikri
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya.
Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya.
15.Cumi-cumi
Adaptasi tingkah laku – Cumi-cumi mengeluarkan zat tinta
Cumi-cumi mengeluarkan zat tinta untuk melarikan diri dan mengelabui
musuhnya.
Cumi-cumi mengeluarkan zat tinta untuk melarikan diri dan mengelabui
musuhnya.
16.Kamuflase cumi-cumi
Adaptasi tingkah laku – Kamuflase
Selain dapat mengeluarkan tinta untuk melarikan diri dari musuhnya, cumi-cumi juga dapat berkamuflase menjadi transparan ataupun serupa dengan lingkungannya, sehingga dapat mengelabui musuhnya.
14.Rayap
Rayap yang baru menetas dari telur menjilati dubur rayap dewasa.
0 comments